Berseminya Jiwa-Jiwa Muda

Sungguh bahagia "Ia"
Begitu ia nikmati hidupnya
[1]
Merasa cukup apa dipunya [2]
Syukur [3] meluncur ditiap patah kata...
Kedamaian [6] ini alangkah asyik... [7]
Kebahagiaan ini dalaaaaam sekali... [9]
Kala nafas kapanpun adalah cukup [10]

Tak perlu lagi berkejaran [11]
Kitapun akan segera berpulang [12]
Tetap sampai yang tak terjamah sekalipun
“Betapa berlebih karunia-Nya” [13]
Bak untaian intan-permata...
Bertahta berjuta intan permata [15]
Kesucian jiwa istananya [16]
Menyimak khusyu' alquran [17] dan penjelasanya [18]
Berbuat cukup sebagai kata-kata [19]
Hati makmur berpendar cahaya [20]
Ketegasanya [21] ditakuti musuh-musuhnya [22]
Menerangi langkah [23] bersinar cemerlang [24]
Berjubah sulaman-sulaman istighfar
Nuraninya cermin… [25]
Fitrah pencari kebenaran terus meneranginya
[26]
Petualangan [27] ini sungguuuuuh asyik... [28]
Ada sungai dihati melewati danau dan ngarai
Jatuhlah daun-daun pohon keakuan... [30]
Kala musim gugur menyapa
Tiada lagi kesendirian
[31], canda teman terus menggoda [32]
Daun-daun terpisah dari tangkainya
Tiada sepi lagi... [33]
Burung pipit sibuk bernyanyi
Anak-anak bersuka-ria dihalaman
"Pohon hati, apa yang masih bisa kau beri?” [34]
“Cukupkah buah-buahmu menyegarkan kehidupan?” [35]
“Masihkah daun-daunmu menaungi pegunungan?” [36]
“Mampukah bunga-bungamu menarik kupu-kupu datang?” [37]
“Cukupkah madumu memberi nyala kehidupan?” [38]
“Apa pula dari pohonmu belum kau berikan?" [39]
“Apa lagi bisa kau baktikan!!!” [40]
Pohon aku tak pernah peduli apa akan dibalaskan [41]
Tak mengenal apa itu asap, kotoran, kerak sampai sampah dan racun akan rela ia terima [42]
Dan kupu-kupu menyahut…
Oh hidup...
[44]
Cintaku padamu sederhana
[45]
Setahu yang kubisa [46]
Kupu-kupu menyercap sepuasnya [47]
Senikmat mungkin ia
Tahu mengapa harus diam [48] khusyu’... [49]
Menikmati pahit-getirnya hidup [51], madu racunya hidup [52]
Menikmati kerikil tajam sandungan hidup [53]
Menikmati kesulitan tantangan hidup [54]
Menikmati resiko derita hidup [55]
Menikmati mengapa harus bersaing [56], bersanding dalam hidup [57]
Menikmati kerasnya membanting tulang [58]
Menikmati puasnya berkesungguhan [59]
Menikmati khusyuknya pengorbanan, pengabdian, persembahan [60]
Menikmati betapa agungnya kesahayaan [61]
Menikmati kerinduan, kepasrahan [62]
Serta menikmati untaian cinta dan kasih-sayang [63]
Tentang kisah para nabi...
Tentang para sahabat dan orang-orang pilihan
[66]
Bercerita tentang negeri impian...
Tentang sebuah bibir…
Tiada sedih tiada perlu tawa berlebih [68]
Apa yang perlu disedihkan, apa pula akan ditertawakan? [69]
"Dimana derita kesenangan sesungguhnya?" [73]
Tampak sepanjang jalanya... bayang-bayang fatamorgana [74]

"Ujian itu nikmat, nikmat itu ujian pula!" [75]
“Aku harus berubah!”, [76] teriak kupu-kupu itu keras
Terus tunduk menghamba
Bersama curahan-curahan langit
Tawaddhu'
[79] bersahaja
Bersimpuh pasrah…
Bersemayam diperistirahatan lelah
“Betapa hikmah [81] dibalik semua itu!”
"Betapa sempurna-Nya Engkau!"
"Maha suci Engkau!" [82]
"Yaa Allah..." [83]
Lalu diam tiada bergeming
Terpekur menyendiri
[85]
Berundur dari detak nadi
Menjaga aku, jarak akan aku [86]
"Tiada tugas belum selesai, tiada harap belum tercapai…
Semua sirna menuju kepastian
[87]
Walau bukanlah titik akhir, ia takkan menyelesaikan sebuah episode kehidupan
Hidup terus mengalir
Menuju kepastian
[88]"Dan Kepada-Nya-lah [89] kita semua kembali..." [90]
Waktu-waktu shalat [91] yang Allah karuniakan [92]
Tiap saatnya kesempatan kita terus beramal [93]
“Bunga berguguran...
Kala kita tak ingin kehilangan atasnya
Dan tunas-tunas barupun bermunculan
[94]
Kala kita merindukanya
Musim berbungapun tiba...
[95]
Dan juga rerumputan tumbuh dengan sendirinya..."
[96]

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~